Harapan kerendahan hati ini akan terus dipertahankan oleh seluruh jajaran Polri di TTU.
Tribratanewsttu.com,- Kefamenanu, Bagi masyarakat adat, kepolisian kerap dipandang sebagai representasi kekuasaan formal yang jauh dan dingin. Oleh karena itu, gestur personal yang ditampilkan Irjen Pol. Rudi Darmoko dan istrinya, Ny. Vily Rudi Darmoko, menjadi sorotan utama yang menyentuh hati.(18/11)
Ama Sife, salah satu Tua Adat, dengan suara haru menyampaikan dalam bahasa Dawan: "Bapa Jendral ije atoin alekot, merendah. In kaot e msat nekne naleok, hokai dan nekai ok oke padahal hai ije atoin meto." (Bapak Jenderal ini orang baik, rendah hati. Istrinya juga sangat baik hatinya, memeluk dan mencium kami, padahal kami ini hanya orang kampung).
Kutipan ini bukan sekadar pujian, melainkan penekanan sosiologis: masyarakat Meto (orang kampung) hanya akan memberikan kepercayaan jika aparat negara datang dengan meruntuhkan sekat jabatan.
Harapan mereka sederhana: bahwa kerendahan hati ini akan terus dipertahankan oleh seluruh jajaran Polri di TTU, dari Kapolda hingga Bhabinkamtibmas di desa.
Penanaman pohon Cendana yang diminta Kapolda untuk dirawat, menjadi simbol ganda. Di satu sisi, itu adalah penanaman harapan dari negara. Di sisi lain, bagi masyarakat adat, itu adalah simbol ketulusan yang harus dibuktikan oleh institusi tersebut agar tumbuh berakar di tanah Biinmaffo.
Kunjungan ini akan terus dikenang oleh komunitas adat bukan karena berita di media, tetapi karena Pilu yang diterima telah memuat amanah leluhur: agar penegakan hukum tidak hanya represif, tetapi juga merawat jiwa sosial dan menghormati kearifan lokal yang telah lama menjadi benteng peradaban di Timor.


