Pencarian Hari Ke -2 Terhadap Korban Perahu Tenggelam; AKP I Made Seri "Angin Kencang, Gelombang yang Disertai Hujan dan Petir Menyulitkan Tim Melakukan Pencarian"

tribratanewsttu.com; Oebubun, Timor Tengah Utara (TTU) 28 Maret 2025 – Upaya pencarian terhadap dua korban yang belum ditemukan dalam musibah tenggelamnya perahu/lampara mancing di perairan laut Oebubun, Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kembali dilanjutkan pada hari Jumat, 28 Maret 2025.
Pencarian yang memasuki hari kedua ini dilakukan oleh berbagai pihak yang tergabung dalam tim pencarian dan penyelamatan.
Musibah tragis ini terjadi pada hari Rabu, 26 Maret 2025, di mana sebuah perahu/lampara mancing yang digunakan oleh para korban mengalami kecelakaan di perairan laut Oebubun. Hingga saat ini, dua orang korban yang merupakan bapak dan anak masih belum ditemukan. Identitas kedua korban yang masih dalam pencarian adalah:
1. Sevrinus Bani, seorang pria berusia 41 tahun, dan bekerja sebagai swasta. Ia berdomisili di Maslete, RT/RW 003/001, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU;
2. Wiliam Boy Bani, anak laki-laki berusia 4 tahun, dan beralamat sama dengan ayahnya di Maslete, RT/RW 003/001, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU.
Pencarian hari kedua dimulai pada pukul 10.00 WITA dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari kepolisian, TNI, serta berbagai instansi terkait. Tim pencarian terdiri dari:
- Personel Polsek Biboki Selatan dipimpin oleh AKP I Made Seri
- Personel Polsek Insana Utara dipimpin oleh Kapolsek Insana Utara, Ipda Diknas Melvi Wiryanto Aoliso, S.H.
- Personel Brimob Pamtas RI – RDTL, dipimpin oleh Ipda Abraham Soei Ndoen, S.Th.
- Peleton Polairud Polda NTT, dipimpin oleh Ipda Joel P. Bolang, S.St.Pi.
- Personel TNI dari Satgas Pamtas RI – RDTL Yon Arhanud.
- Personel TNI AL.
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTU.
- Unit Siaga SAR Atambua.
- Keluarga korban dan masyarakat setempat yang turut membantu dalam pencarian.
Untuk memperluas area pencarian, berbagai jenis transportasi air dikerahkan, antara lain:
- Satu unit speedboat milik Polsek Insana Utara.
- Satu unit kapal/perahu karet milik Polairud Polda NTT.
- Satu unit speedboat Tagana milik Pemerintah Daerah Kabupaten TTU.
- Dua unit perahu nelayan lokal.
Para personel yang terlibat dalam pencarian berusaha menyisir perairan sekitar lokasi kejadian dengan harapan dapat menemukan tanda-tanda keberadaan kedua korban. Proses pencarian dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengingat kondisi gelombang laut dan cuaca yang tidak menentu.
Setelah hampir enam jam pencarian yang dilakukan secara intensif, hingga pukul 15.45 WITA, kedua korban masih belum ditemukan. Upaya pencarian akhirnya dihentikan sementara pada hari kedua ini akibat faktor cuaca yang tidak mendukung.
"Angin kencang, gelombang yang disertai hujan dan petir menyulitkan Tim melakukan pencarian" terang Kapolsek Biboki Selatan AKP I Made Seri.
Keputusan untuk menghentikan pencarian pada pukul 15.45 WITA diambil dengan mempertimbangkan keselamatan seluruh personel yang terlibat. Meskipun demikian, tim tetap akan melanjutkan pencarian pada hari berikutnya dengan harapan dapat menemukan kedua korban sesegera mungkin.
"Berdasarkan hasil koordinasi, pencarian akan kembali dilanjutkan pada hari Sabtu, 29 Maret 2025, mulai pukul 07.00 WITA. Kami akan melakukan evaluasi terhadap strategi pencarian agar lebih efektif dan memperbesar kemungkinan menemukan korban" lanjutnya
Harapan besar masih tertumpu pada pencarian hari ketiga, dengan harapan cuaca lebih bersahabat dan memungkinkan tim untuk menjelajahi area yang lebih luas.
Keluarga korban masih terus berharap agar kedua korban dapat segera ditemukan dalam kondisi apapun. Masyarakat sekitar pun turut menunjukkan solidaritasnya dengan membantu dalam pencarian maupun memberikan dukungan moral kepada keluarga korban.
Kapolsek Insana Utara, Ipda Diknas Aoliso mengingatkan agar seluruh nelayan dan masyarakat pesisir harus lebih berhati-hati ketika melaut, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak menentu. Ia pun mengimbau agar seluruh warga termasuk para nelayan untuk selalu memperhatikan faktor keselamatan sebelum berlayar dan segera melaporkan keadaan darurat melalui layan kepolisian 110.
"Perlu kami sampaikan juga bahwa dalam keadaan darurat, layanan kepolisian 110 selalu siap sedia memberikan tindak lanjut terhadap semua laporan dari masyarakat" tutup Ipda Diknas. **wm**