Utamakan Teguran Simpatik, Wajah Humanis Polres TTU di Hari Ke-8 Operasi Zebra Turangga

Utamakan Teguran Simpatik, Wajah Humanis Polres TTU di Hari Ke-8 Operasi Zebra Turangga

Tribratanewsttu.com Kefamenanu – Pemandangan berbeda terlihat di hari ke-8 pelaksanaan Operasi Zebra Turangga 2025 di wilayah Timor Tengah Utara (TTU). Alih-alih suasana tegang akibat razia, personel Satlantas Polres TTU justru mengedepankan pendekatan humanis dan edukatif kepada para pengguna jalan yang melintas.

Langkah ini diambil sebagai upaya "Cooling System" untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat sembari tetap menegakkan aturan. Pada hari ke-8 yang berjalan lancar ini, petugas lebih banyak memberikan teguran lisan dan imbauan simpatik kepada pelanggar minor yang tidak berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal. Misalnya, pengendara yang lupa mengancingkan tali helm atau mereka yang spion kendaraannya tidak lengkap, diberikan edukasi langsung di tempat mengenai bahaya kelalaian tersebut.

"Kami ingin menanamkan mindset bahwa polisi lalu lintas adalah mitra masyarakat dalam menjaga keselamatan. Hari ini operasi berjalan sangat lancar karena masyarakat juga kooperatif. Saat diberhentikan, mereka mendengarkan arahan petugas dengan baik," ungkap Kasat lantas Polres TTU, Iptu Niken Ayu Prabandari S.Tr.K.

Pendekatan persuasif ini mendapatkan respon positif dari warga Kefamenanu. Beberapa pengendara mengaku lebih bisa menerima teguran yang disampaikan dengan sopan dan edukatif. Hal ini dinilai efektif untuk meningkatkan kesadaran jangka panjang dibandingkan sekadar memberikan denda tanpa penjelasan. Selain memberikan teguran, petugas juga membagikan brosur dan stiker keselamatan berlalu lintas sebagai pengingat visual bagi para pengendara.

Meski mengedepankan sisi humanis, Polres TTU menegaskan bahwa hal ini bukan berarti pelonggaran aturan. Edukasi adalah tahap awal pencegahan. Diharapkan dengan metode yang lebih soft di hari ke-8 ini, pesan keselamatan dapat lebih meresap ke hati masyarakat TTU, sehingga budaya tertib berlalu lintas dapat tumbuh dari kesadaran diri sendiri, bukan karena paksaan.