Pengamanan Misa Malam Natal di Gereja Santo Yohanes Pembaptis Naisleu: Simbol Kebersamaan dan Refleksi Makna Natal
Kefamenanu, tribratanewsttu.com – Gereja Santo Yohanes Pembaptis Naisleu menjadi salah satu pusat perayaan Misa Malam Natal, yang berlangsung dengan penuh khidmat pada Selasa, 24 Desember 2024. Untuk memastikan kelancaran dan keamanan Misa tersebut, Polres TTU bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat dan instansi terkait termasuk Kodim 1618 TTU, Pamong Praja (Pol PP), Dinas Perhubungan (Dishub), Banser TTU, Pemuda Masjid, dan Muda-Mudi Katolik (Mudika).
Keterlibatan lintas elemen ini menunjukkan semangat kebersamaan yang erat dalam menjaga harmoni antarumat beragama di TTU.
Iptu I Wayan Guna, yang bertindak sebagai perwira koordinator pengamanan, menjelaskan bahwa pengamanan lebih mengutamakan suasana aman dan nyaman agar umat yang mengikuti Misa dapat menjalankan ibadah dengan tenang.
“Kami memastikan bahwa Misa Malam Natal berlangsung tertib tanpa gangguan. Semua pihak yang terlibat bekerja sama dengan baik demi kelancaran perayaan ini,” ujarnya.
Misa Malam Natal di Gereja Santo Yohanes Pembaptis dimulai pada pukul 19.00 WITA dengan dihadiri sekitar 2000 jemaat yang memadati gereja.
Prosesi liturgi dipimpin oleh Romo Gabriel Alos, Pr., yang dalam khotbahnya mengajak umat untuk merefleksikan makna Natal sebagai momen kasih dan solidaritas terhadap sesama.
Dalam khotbahnya, Romo Gabriel menyampaikan pesan yang sarat makna spiritual dan sosial.
Ia menekankan bahwa Natal bukan hanya perayaan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga undangan bagi umat manusia untuk menjadi sahabat bagi mereka yang lemah, miskin, dan membutuhkan pertolongan.
“Begitu besar kasih Allah terhadap dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, bukan untuk menghakimi kita, tetapi untuk menyelamatkan kita dari dosa,” ucap Romo Gabriel dalam khobahnya.
Pesan Natal tersebut menjadi pengingat bagi umat Kristiani untuk meneladani Yesus dalam hidup sehari-hari.
Natal adalah panggilan untuk berbagi kasih, menjangkau mereka yang terpinggirkan, dan menjadi berkat bagi sesama.
Semangat kasih yang tercermin dalam kelahiran Yesus Kristus di kandang yang sederhana mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan, tetapi pada hubungan yang tulus dengan Allah dan sesama.
Pengamanan malam Natal di Gereja Santo Yohanes Pembaptis juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dalam keberagaman.
Kehadiran Banser TTU, Pemuda Masjid, dan Mudika sebagai bagian dari tim pengamanan menunjukkan bahwa toleransi beragama di TTU adalah praktik nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk saudara-saudara kami dari lintas agama. Ini adalah bukti bahwa kita mampu hidup dalam harmoni, saling menjaga dan menghormati,” ungkap salah seorang pemuda Gereja.
Semangat kebersamaan ini menjadi cerminan dari pesan Natal itu sendiri. Dalam kelahiran Yesus, dunia diajak untuk melihat bahwa kasih Allah melampaui sekat-sekat perbedaan.
Natal adalah momen untuk merayakan persaudaraan universal yang mengajarkan bahwa setiap manusia adalah bagian dari keluarga besar umat manusia.
Misa Malam Natal di Gereja Santo Yohanes Pembaptis Naisleu berlangsung dengan penuh kedamaian hingga selesai.
Pengamanan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dan semangat kebersamaan dapat menciptakan suasana aman dan damai.
Dalam refleksi makna Natal, setiap individu diingatkan untuk terus berbagi kasih, menjaga toleransi, dan menjadi sahabat bagi mereka yang membutuhkan.
Natal bukan sekadar perayaan liturgis, tetapi sebuah panggilan untuk memperkuat iman dan memperbaiki relasi dengan sesama.
Di tengah tantangan zaman, semangat kasih Natal menjadi cahaya yang menerangi perjalanan hidup umat manusia menuju kedamaian dan kebahagiaan sejati.